foto : Kim Kido
Jembatan yang
terletak di sebelah timur lapangan bola voly desa Lahar, atau tepatnya di
sebelah barat rumah Kadus Sugiyanto tersebut merupakan salah satu situs
peninggalan Belanda yang ada di desa Lahar kecamaan Tlogowungu kabupaten Pati.
Di bawah
jembatan tersebut dulunya mengalir sungai buatan atau kanal yang memang sengaja
diperuntukkan untuk kepentingan Pabrik Gula (PG Trangkil sekarang). Pasokan air dari kanal tersebut didapat
dari membelokkan aliran air di sungai Tires melewati tepian persawahan atau
belakang perkampungan warga yang sekarang masuk wilayah RT. 02 RW.03 (lokasi SD
Negeri Lahar) berada.
Dari belakang
perkampungan warga tersebut bekas sungai buatan yang berumur sekitar 150 tahun
tersebut memotong melintasi jalan raya kemudian dialirkan sampai ke timur jauh (sekitar desa Pasucen sekarang) guna pengairan ladang tebu milik Pabrik Gula Belanda.
Seperti diketahui, menurut catatan sejarah, Pada tanggal 2 Desember 1835 di desa Suwaduk, kecamatan Wedarijaksa, bediri Pabrik Gula. Pada awalnya PG ini dimiliki H. Muller, seorang pengusaha penggilingan tebu. Setelah Tuan Muller meninggal dunia kepemilikan perusahaan diteruskan oleh Tuan P.A.O. Waveren Pancras Clifford. Pada 24 Oktober 1838 lokasi pabrik dipindahkan ke desa Trangkil. (Sumber : Sejarah Pabrik Trangkil), Jadi sampai dengan sekarang umur situs jembatan tersebut bisa dikatakan hampir sama dengan umur PG Trangkil karna menurut cerita kanal tersebut dibangun tidak lama setelah PG berdiri
Seperti diketahui, menurut catatan sejarah, Pada tanggal 2 Desember 1835 di desa Suwaduk, kecamatan Wedarijaksa, bediri Pabrik Gula. Pada awalnya PG ini dimiliki H. Muller, seorang pengusaha penggilingan tebu. Setelah Tuan Muller meninggal dunia kepemilikan perusahaan diteruskan oleh Tuan P.A.O. Waveren Pancras Clifford. Pada 24 Oktober 1838 lokasi pabrik dipindahkan ke desa Trangkil. (Sumber : Sejarah Pabrik Trangkil), Jadi sampai dengan sekarang umur situs jembatan tersebut bisa dikatakan hampir sama dengan umur PG Trangkil karna menurut cerita kanal tersebut dibangun tidak lama setelah PG berdiri
Beberapa keterangan dari warga yang pernah ikut melakukan pambanguna jalan, Jembatan yang tampak pada foto di atas sudah mengalami pelebaran dan penambahan penampang pada bagian atas, namun tiang penyangga dan gorong-gorong masih asli sejak jaman belanda dulu.
Bekas sungai
buatan tersebut masih bisa dilihat bila ditelusuri tepat dari jembatan tua
tersebut. Penasaran bukan kanapa bikinan Belanda selalu awet ?
Sumber : M. Kholili
Editor : Saiful M.
Sumber : M. Kholili
Editor : Saiful M.
0 Response to "Bikinan Belanda, situs jembatan ini sudah berusia ratusan tahun"
Posting Komentar
HAK JAWAB DAN KOREKSI BISA DIKIRIMKAN KE EMAIL KAMI ATAU BISA DITULIS DI KOLOM KOMENTAR