MC (bahasa inggris = Master of Ceremony) yang dalam perkembangannya
diadaptasi oleh kita menjadi MC saja untuk menyebut orang yang tugasnya adalah
memandu sebuah acara, baik di atas panggung ataupun di atas pelaminan, atau di
mana saja itu acara digelar.
Pekerjaan ngeMC itulah yang kini dijalani oleh Rosid (28), Pemuda asal
Dk.Gajah Ds.Lahar Tlogowungu - Pati. Bermula
dari hobinya cuap-cuap di salah satu stasion radio amatir di kota Pati memandu sebuah
acara dangdut sampai kemudian ia dikenal oleh beberapa orang pengelola orkes
musik dan mendapat tawaran untuk ikut manggung.
“ Awalnya saya menolak, karna saya merasa tidak mampu dan juga minder,
sampai akhirnya nekat memberanikan diri karna terus mendapat bujukan “ terang
Rosid kepada kabardesaonline.com.
Pria yang sehari-hari bekerja di TB Trubus itu ketika berbincang dengan
kabardesaonline.com mengungkapkan bahwa ia sudah ngeMC sejak tahun 2007 silam.
Banyak sebenarnya orkes musik atau grup rebana juga campursari yang
mengajaknya bergabung menjadi anggota tetap, namun ia lebih memilih menjadi MC
freelance saja, karna menurutnya lebih nyaman bebas tanpa ada ikatan dengan
siapapun.
Awal Karir
Bermula dari siaran di radio amatir kemudian Rosid kerap kali diajak untuk
menjadi pemandu salah satu grup rebana yang cukup laris di daerah lokal.
Berangkat dari situ ia semakin mandapatkan kepercayaan untuk NgeMC bareng
beberapa grup orgen tunggal dan orkes dangdut, dari yang awalnya sebatas
dikenal di daerah sampai sering manggung ke luar Pati, seperti ke Demak, Jepara,
dan Blora.
Banjir Job
Karna kepiwaiannya membawakan berbagai acara resmi maupun tidak resmi
tersebut Rosid sampai kebanjiran job manggung. Bila dalam musim-musim tertentu
bisa mangggung sampai 27 kali dalam sebulan, sedangkan di hari-hari biasa
rata-rata manggung 8 sampai 12 kali dalam sebulan.
Suka dan Duka
Ketika dalam sesi wawancara dengan kabardesaonline.com ditanya soal pengalaman
manis maupun pahit terjun ke dunia entertain, MC yang pernah satu panggung
dengan Bupati Pati Haryanto saat peresmian Ruko Pasar Desa Lahar tersebut
mengungkapkan banyak hal.
Pengalaman Pahitnya adalah pernah dilempari botol minuman ketika manggung
di salah satu daerah di kota Pati, lantaran reques lagu dari penonton tidak
bisa terpenuhi semuanya. Pengalaman pahit lainnya adalah honor yang diberikan
terindikasi disunat oleh pimpinan orkes yang mengajaknya manggung karna duit yang
diterima sangat tidak layak.
Sedang pegalaman manis yang didapat adalah tambahnya pegalaman dan wawasan
dalam bidang seni khususnya dan dalam bidang lain pada umumnya, tak terkecuali
juga mendapat banyak relasi, dan yang pasti adalah tambahan pendapatan yang
cukup untuk mengcover kebutuhan ekonomi keluarga.
Sok nk andre sunat y ra byaran hlo lehmu nge MC nk aq kwat nanggap orkes
BalasHapus