Diceritakan secara turun
temurun nama desa Lahar berawal dari ledakan dahsyat Gunung Muria. Konon karna
saking besarnya daya ledak lahar / lava selain mengalir di sekitar lereng gunung,
ledakan yang setidaknya 500 kali lebih
besar dari bom atom yang pernah dijatuhkan Sekutu di kota Hiroshima - Jepang
pada Perang Dunia II itu juga menyebabkan jutaan meter kubik magma cair bercampur
pasir terlempar jauh ke angkasa dan kemudian jatuh di sebuah daerah yang
berpuluh-puluh kilometer dari kawah muria. Apakah legenda itu benar adanya ?
nanti coba kita analisa bersama dengan pendekatan ilmiah mupun sejarah.
Kembali kepada legenda asal
muasal desa Lahar, Sesaat setelah cipratan magma yang bersuhu ribuan derajat celcius
itu jatuh di sebuah desa yang kemungkinan pada saat itu juga sudah memiliki
nama, beberapa orang sakti yang memiliki kekuatan metafisika menciptakan semacam
dinding gaib untuk mengurung lahar panas tersebut agar tidak menjalar
kemana-mana.
Setelah beberapa tahun lahar yang sudah
mendingin dan menjadi batuan kemudian melapuk menjadi tanah tersebut ditempati dan
diberi nama Desa Lahar oleh beberapa orang yang kelak di antara mereka
akan memiliki keturunan seorang Tokoh Perempuan yang oleh masyarakat Lahar diyakini
sebagai pengemong desa (danyang) yang berjuluk Mbak Kopek atau Mbah
Dapit, punden/petilasan Mbak Kopek sekarang bisa dilihat di dalam area Pasar
Desa Lahar.
Adapun mbah Kopek memiliki 2
orang adik, yakni Nyai Ageng Kenduruan dan Raden Singopadu (yang menurut
beberapa sumber Nyai Kenduruan adalah salah satu Guru Spiritual dari Penguasa Carangsoka,
dan Singopadu yang makamnya sekarang ada di Desa Ngurenrejo Kecamatan
Wedarijaksa adalah Patih Kadipaten Carangsoka (cikal bakal Kadipaten Pati).
Desa lahar (bekas tumpahan
lahar) sebenarnya tidak begitu luas, namun seiring perkembangan jaman secara
administratif desa Lahar bertambah luas karna terdiri dari gabungan 7 perdukuhan,
yakni Dukuh Lahar, Dukuh Jasem, Dukuh Gajah, Dukuh Gempol, Dukuh Dopang, Dukuh
Dulang, dan Dukuh Krakeh.
ANALISIS ILMIAH
Seperti yang sudah penulis
singgung di atas, apakah legenda asal usul nama desa Lahar tersebut benar
adanya mari coba kita cocokkan dengan data ilmiah.
Tektonik Muria
Menurut perkiraan beberapa
ahli, Gunung Muria dulunya merupakan sebuah pulau vulkanik yang terpisah dari daratan
Pulau Jawa. Dalam kurun 500 sampai 1000 tahun terakhir, pulau Muria ini kemudian
menjadi satu dengan
Pulau Jawa akibat sedimentasi (pengendapan) dan
subduksi (pergerakan)
lempeng. Dugaan ini diperkuat catatan HJ De Graaf dan Th G Pigeaud
(Kerajaan-kerajaan Islam di Jawa: Peralihan dari Majapahit ke Mataram; Grafiti
Pers, 1985) yang mengisahkan jalur perdagangan pada masa lalu yang dilakukan
dari Semarang - Demak
langsung menuju Rembang dengan perahu/kapal melalui
selat sempit diantara Jawa Tengah dan pulau Muria.
Status
Muria
Seperti sejarahnya, status gunung Muria pun
masih sering diperdebatkan para ahli. Meskipun tidak tergolong sebagai gunung
api aktif, namun banyak ahli yang tidak berani menyebutnya gunung api mati (extict).
Karenanya banyak ahli memilih menganggapnya sebagai gunung api ‘tidur’ (dormant).
Prihadi et al (2005), Geologi ITB dan kawan-kawannya dari BATAN dalam “Volcanic
Hazard Analysis for Proposed Nuclear Power Plant Siting in Central Java,
Indonesia” menyimpulkan bahwa Gunung Muria sebagai non-capable volcano for magmatic
eruption in the near future. “Dalam waktu dekat tidak akan meletus”. Diperkirakan,
terakhir kali gunung Muria meletus antara tahun 300 Masehi – 160 Sebelum Masehi.
Nah ! dari data-data
ilmiah yang penulis rangkum dari beberapa sumber (buku dan jurnal ilmiah) yang
kredibel di atas maka rasanya tidak mungkin ada masyarakat yang sudah
mendiami daerah Lahar sekarang pada kisaran tahun 300 Masehi atau lebih mundur
ke belakang lagi. INGAT ! Nabi Muhammad SAW saja dilahirkan pada
tahun 571 Masehi. Berarti kalau memang benar ada kisah Lahar yang loncat dan
jatuh ke Desa Lahar yang sekarang itu terjadi SANGAT LAMA SEKALI, 250 tahun
sebelum Nabi Muhammad dilahirkan. apa itu mungkin ? dan kalau mungkin
terjadi apakah nama Lahar bisa bertahan sampai sekarang ?
JADI, berdasarkan analisis
data sejarah di atas, besar kemungkinan asal usul nama desa Lahar yang berawal
dari tertumpahnya lahar gunung muria itu salah, lebih-lebih tidak ada
tulisan riwayat yang jelas kapan tahun terjadinya peristiwa itu. Bahkan sebuah catatan terkenal seperti “BABAT
JAWA” pun sampai sekarang diragukan kebenarannya.
Sangat sulit untuk
mendapatkan keakuratan sejarah, jangankan sejarah Jawa yang telah ratusan bahkan
ribuan tahun silam, Sejarah Indonesia yang baru 70 tahun saja masih terlihat
suram-suram, padahal ketika Indonesia merdeka sudah jelas-jelas ada kamera dan
ada mesin ketik untuk mengabadikan sejarah.
Terlepas dari itu semua, tidak
ada yang benar-benar bisa membuktikan kebenaran sejarah, kecuali kita menyewa
mesin waktu dan kembali ke masa lalu untuk mengkonfismasi kebenaran dari
sejarah itu sendiri.
PEMASANGAN KLIK DI SINI
PEMASANGAN KLIK DI SINI
Lahir dan besar dilahar, baru kali ini tau asal usul kampung halaman tercinta. Thanks informasiny... ��
BalasHapustria chelloye, thanks kunjungannya
BalasHapusSiip brow thanx slm cah nggjah
BalasHapus